Saturday, June 28, 2014

Catatan Berrumah Tangga - Turbulensi

Bismillaah...


Kakak dari ibu saya suatu hari menginap di rumah. Bude, begitu aku memanggilnya. Usianya 65 tahun, masih sehat, dan tidak berkacamata. Percakapannya sehari-hari di rumah bersamaku menjadikanku lebih mengenal pribadi Bude saat ini. Aktivitasnya sehari-hari ia gunakan untuk banyak menuntut ilmu agama dan beribadah. Ia mengikuti kajian islam 4X dalam seminggu dan menjadi penanggung jawab majelis ta'lim di masjid samping rumahnya dengan jamaah 70-an orang ibu-ibu. MasyaAllaah... Sejenak aku mengaca pada diriku sendiri dalam menuntut ilmu agama yang masih jauh sekali dibandingkan dengan beliau.

Di rumah saat menginap, setengah jam sebelum adzan sholat ia sudah berwudhu, memakai mukena, dan duduk berdzikir di atas sajadahnya. Sholat rawatib selalu ia lakukan. Tahajjud selalu ia kerjakan. Pembawaannya tenang, santai, dan bijaksana.



Suatu waktu kami berbincang tentang saudari kami yang belum lama telah bercerai. Pasutri itu sudah dikaruniai 2 anak gadis yang telah dewasa. Bude sangat menyayangkan kejadian tersebut, begitupun diriku. Apalagi yang diinginkan dalam hidup saat anak sudah besar-besar, karir merekapun bagus (sang pasutri), tapi memutuskan untuk bercerai, begitu katanya. Lalu beliau memberikanku pelajaran yang tak akan aku lupakan dalam hidup ini, bahwa dalam kehidupan berrumah tangga itu suka dan duka datang silih berganti. Masalah demi masalah selalu datang, entah masalah sekecil kerikil atau sebesar gunung hanya digilir perputarannya. Apalah artinya hidup tanpa adanya masalah, jika ingin tidak punya masalah ya jadilah seperti mayat, ia mati, tak ada masalah yang menghampirinya. Masalah itulah yang menjadikan diri kita dewasa, bijaksana, dan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Kita menjadi muslim yang berkualitas. Lalu beliau melanjutkan; semua manusia pasti ingin bahagia. Dalam rumah tangga dan kehidupan pada umumnya, kebahagiaan itu haruslah DIBANGUN, bukan ditunggu untuk datang dengan sendirinya. Begitulah kata Bude.

Saya berpikir dan sangat setuju dengan perkataannya. Masalah yang datang lalu mengganggu kebahagiaan dalam rumah tangga adalah "tugas" bagi pasangan suami istri untuk menghadapi dan menyelesaikannya secara BERSAMA-SAMA, bukan diselesaikan sendirian.

Nikmatnya hati ini berbincang dengn Bude, kadang mata ini tak kuat membendung air mata yang akan tumpah.

***

Masalah perceraian ini juga terjadi pada teman-teman di kantor suami yang masih seumuran/tidak jauh usianya dengannya, sudah ada 6 pasangan yang bercerai dalam usia pernikahan yang masih bisa dikatakan muda. Walaupun dalam Islam perceraian itu dibolehkan, tapi sebagian besar dari hati ini sangat amat menyayangkan. Sampai saya begitu ingin menulis tentang hal ini.

Ada yang ingin saya sampaikan dari sebuah buku yang saya baca. Dalam salah satu bab-nya yang berjudul "Menyiapkan Landasan Turbulensi Keluarga" dari buku karangan Ust. Budi Ashari, Lc. "Inspirasi Dari Rumah Cahaya", bahwa Allah telah mengajarkan manusia tentang kaidah-kaidah tentang pasang-surut dan turbulensi dalam rumah tangga. Saya pribadi tidak mengolah kalimat dalam buku tersebut, tapi saya menulis ulang apa yang tertulis dalam buku itu. Berikut isinya;

¤¤¤

Membina rumah tangga dengan segala pasang-surutnya diibaratkan bahtera yang sedang melarung di samudera kehidupan. Adakalanya langit cerah memayungi dan ombak melaju tenang, perlahan tapi pasti mendorong bahtera menuju tanjung harapan. Di lain waktu, langit gelap hitam pekat dan amuk badai menerjang. Tak pelak lagi, bahtera tergunjang hebat nyaris terhempas karam. Pada kondisi seperti itu nahkoda tak mungkin tinggal diam. Kepiawaiannya dipertaruhkan sekaligus membuat bahtera tertahan dan terus melaju melanjutkan perjalanannya. Tujuannya hanya satu, agar semua penumpang selamat sampai ke pantai tujuan.

Ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa bekal terpenting bagi seorang kepala rumah tangga adalah keSEGERAan, keTEGASan, dan keCERMATan dalam mengambil langkah-langkah penyelesaian ketika prahara silih berganti menghampiri kehidupan rumah tangga mereka. Dan disinilah pentingnya sebuah persiapan untuk menghadapi permasalahan. Bukan berarti berharap badai datang menerpa, tapi ketika badai itu datang kita sudah lebih dulu tahu langkah-langkah seperti apa yang harus kita lakukan.

Dalam Al-Quran Surat An-Nisaa ayat 59, Allah SWT memberikan arahan kepada kita ketika mengalami prahara dan turbulensi dalam rumah tangga. Ayat ini juga merupakan kaidah umum dari semua permasalahan, Allah SWT berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Ayat selanjutnya untuk solusi prahara dalam rumah tangga, Al-Quran Surat An-Nisaa, Ayat 35:

"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan, jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, NISCAYA Allah memberi TAUFIK kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Ketika permasalahan menghampiri kehidupan rumah tangga, POIN UTAMA untuk setiap diri kita, suami ataupun istri, harus memiliki kesadaran penuh untuk MENGEMBALIKAN semua solusinya hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Dan merujuk semua permasalahan yang terjadi padanya kepada AL-QURAN. Tidak membawa ego masing-masing. Semua pihak MENGIKHLASKAN dan RIDHO kepada ketentuan Allah dan Rasul-Nya.

POIN KEDUA, sebagaimana yang Allah sebutkan pada QS An-Nisa:35, jikalau kita khawatir akan ada persengketaan antara keduanya (suami/isteri), maka Allah SWT memerintahkan agar kita mengambil seorang hakim dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. Dengan NIAT IKHLAS melakukan PERBAIKAN. Ini adalah sebuah jalan keluar yang Allah SWT tetapkan ketika sebuah rumah tangga dihadapkan pada sebuah permasalahan. Dan hari ini banyak orang yang tidak mengerti tentang langkah-langkah solusi ilahiah ini.

¤¤¤

MasyaAllaah... begitu sayangnya yah Allaah pada kita, hingga Allaah sampaikan pesan cinta-Nya dalam Al-Qur'an, bagaimana kita semua mengatasi permasalahan dalam Rumah Tangga ini. MasyaAllaah... Islam itu begitu menyeluruh.

Semoga Anda dan khususnya saya bisa mengambil pelajaran dan ilmu dari apa yang dibaca. Dan semoga Allah SWT selalu memberi kita petunjuk, kesabaran, ampunan, dan hidayah dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang kian menderu perjalanannya.

InsyaAllaah bersambung ke Bagian 2 - Solusi Prahara Rumah Tangga

Wassalaam...

No comments:

Post a Comment