Tuesday, February 24, 2015

Bawaan Wajib Kami Saat Jalan-Jalan

Sudah 5 bulan kami sekeluarga tinggal di Konya, sebuah kota tua di tengah dataran Turki. Di kota ini kami banyak menghabiskan waktu jalan-jalan ke pusat kota dan beberapa taman dengan playground anak yang tersebar di seluruh kota. Saat jalan-jalan, saya lebih sering menitipkan barang bawaan di tas ransel milik suami saya, sedangkan saya sendiri hanya membawa handphone dan beberapa uang receh turkish lira di saku jaket.

Beberapa uang recehan Turkish Lira



Berbeda sekali dengan saat masih di Indonesia, saya selalu membawa tas selempang besar dengan perbekalan di dalamnya. Namun, rasanya kurang rileks jika masih diribetkan dengan barang bawaan saat jalan-jalan, jadi saya berupaya agar membawa bawaan seenteng mungkin, sehingga masih bisa leluasa saat harus menggendong anak kami, Aisya, atau jika pada saat tertentu saya mau-tak-mau harus mengejarnya. Lalu, barang apa sajakah itu yang harus kami bawa selalu jika jalan-jalan ke luar rumah?

Kartu Tiket Elektronik

Kartu ini seperti uang elektronik pengganti tiket yang bentuknya hanya sebesar kartu ATM. Di Konya, karena kami tidak memiliki kendaraan pribadi, maka untuk naik bis umum dalam kota atau trem, kami wajib untuk nge-tap kartu tersebut di mesin scanner sebelum memasuki kendaraan. Jika Anda adalah warga Jabodetabek pengguna setia jalan tol yang tidak pernah lupa membawa kartu GTO pasti tidak akan asing dengan kartu elektronik, karena kegunaannya persis sekali.

Konya Elkart dan Istanbulkart - hampir seluruh kota di Turki memakai sistem tiket elektronik
Baju Ganti & Diapers Aisya

Ibu mana yang tidak akan lupa membawa perbekalan yang satu ini. Rasanya kurang lega kalau tidak membawa baju ganti untuk Aisya. Saya sangat mengantisipasi tingkah polahnya yang tidak terduga yang membuat bajunya basah atau kotor. Pernah suatu saat kami jalan-jalan ke pusat kota dan kami bersantai di pelataran taman dekat dengan Makam Syemsi Tebriz, salah satu guru dari Maulana Jalaluddin Rumi, sambil menunggu suami yang sedang ke minimarket terdekat. Di taman tersebut ada sebuah kolam air mancur. Aisya antusias sekali berlari menuju kolam tersebut yang ternyata juga sudah ada anak-anak yang bermain air di sana. Awalnya saya biarkan saja ia memasukkan tangannya, mengobok-obok kolam. Ternyata dalam sepersekian detik kemudian saat saya menolehkan kepala ternyata dia sudah memasukkan kakinya juga, padahal Aisya masih memakai sepatu kets. Alamaakk.. Sayangnya saya tidak membawa celana dan kaos kaki ganti untuknya. Sangat nyesel rasanya. Walhasil kami pulang ke rumah dan mulai saat itu kemana-mana kami lengkap membawa baju serta celana ganti untuk Aisya.

Aisya bermain di pusat Kota Konya


Berakhir pekan bersama di taman

Terkait diapers, jujur saja ini seperti perasaan unsecure yang masih saya bawa sampai sekarang. Aisya memang sudah kami ajari untuk buang air di toilet dan alhamdulillah, mulai belajar tidak memakai diapers lagi jika jalan-jalan di dalam Kota Konya, tetapi tetap saja ada perasaan kurang nyaman jika tidak membawa diapers. Padahal, saya juga tidak tahu apa yang akan membuat saya tiba-tiba memakaikan diapers kepada Aisya di tengah jalan, padahal ia sudah bisa menahan pipis lebih lama, bisa ‘laporan’ kalau ingin buang air kecil, dan manut juga tanpa perlawanan kalau diajak ke toilet untuk tiba-tiba buang air. Sepertinya, saya dan suami hanya berjaga-jaga saja sekaligus mengobati perasaan .


Konya Kültur Park, Taman Paling Asik buat jalan-jalan
Kantong Plastik

Ini sebenarnya sepaket dengan bawaan sebelumnya, karena kalau ada baju kotor dan baju bersih, pasti butuh wadah untuk menampung baju kotor itu nantinya. Ya sesederhana itu sebenarnya fungsi dari kantong plastik yang saya bawa. Akan tetapi, tidak dipungkiri juga kalau kantung plastik itu multi manfaat. Bisa dipakai untuk membawa barang kotor atau barang bersih. Adakalanya jika bawaan sedang banyak dan kantung plastik dari toko tidak muat, maka kami pakai kantung plastik yang sudah kami bawa dari rumah. Atau saat teman butuh kantong, tetapi ia tidak punya, kita masih bisa sedekah kantong plastik untuk membantunya. Jadi teringat seorang teman saya pernah bilang, “Kalau udah jadi ibu pasti akan kemana-mana bawa kantung kresek.” Sepertinya beralasan juga perkataannya.

Air Minum Mineral & Cemilan

Kami tidak akan pernah lupa dengan panganan dan minuman walaupun sedikit jumlahnya. Biasanya kami membawa air mineral dan sedikit potongan cokelat atau roti bolu kemasan. Selain karena kami sekeluarga memang doyan banget minum air putih, juga keluar rumah untuk menghabiskan waktu di ruang terbuka sangat membuat kami sering kehausan atau ingin mengunyah makanan. Kadang saya juga kasian melihat anak manis kami itu diam saja tanpa ngemil barang sedikit, karena energinya yang banyak, maka saya pikir ia butuh asupan yang banyak juga.


Salam kami sekeluarga dari Konya untuk sahabat pembaca sekalian...
Februari 2015, di kesyahduan musim dingin dan dzikir para pohon menanti kehidupannya kembali setelah matinya

***

4 comments:

  1. foto di Konya Kültur Park, pemandangannya indah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya juga sepakat Mba. Latar belakang masjidnya sangat mendukung ya Mba Santi :) Semua masjid di Turki hampir begitu semua model arsitekturnya

      Delete
  2. Di Jakarta juga kalau naik trans Jakarta atau KRL pake kartu elektronik. Memang jadinya lebih praktis :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali Mba Myraa... Wajib deh ya bawa itu kemana2. :D

      Delete